Aceh Besar- Beberapa Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) Kopertais Wilyah V Aceh melaksanakan temu ramah dan silaturrahmi dengan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag RI Prof. Dr. Suyitno, M. Ag di Aula STISNU Aceh, Kamis (18 November 2021).
Prof. Dr. Suyitno, M. Ag hadir di STISNU Aceh pada kamis malam jam 20.30 didampingi oleh Rektor UIN Ar-Raniry Prof. Dr. Warul Walidin Ak, MA, Warek III UIN Ar-Raniry Dr. Saifullah, M. Ag, Sekretaris Kopertais Wilayah V Aceh Dr. Khairizzaman, M. Ag serta beberapa pejabat kemenag lainnya. Kehadiran Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dan rombongan disambut langsung oleh ketua STISNU Aceh Tgk. Muhammad Yasir, MA dan beberapa pimpinan PTKIS Aceh lainnya yang diundang oleh pimpinan STISNU Aceh untuk mengikuti kegiatan temu ramah dan silaturrahmi tersebut.
Ketua STISNU Aceh Tgk. Muhammad Yasir, MA dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pihaknya sangat berterima kasih kepada Kopertais Wilayah V Aceh yang diwakili oleh Sekretaris Dr. Khairizzaman, M. Ag yang telah memfasilitasi kegiatan silaturrahmi dengan Direktur Dikstis Kemenag RI di STISNU Aceh. Kegiatan Silaturrahmi ini merupakan suatu anugerah bagi kami di STISNU dan juga bagi PTKIS Aceh lainnya. Ujar Tgk Yasir
Tgk. Yasir menambahkan bahwa tujuan silaturrahmi ini adalah untuk membahas beberapa hal terkait dengan pengembangan pendidikan tinggi khususnya PTKIS di bawah kopertais wilayah V Aceh. Harapan kita pertemuan ini dapat membawa berkah bagi kemajuan STISNU Aceh dan PTKIS Aceh lainnya di masa depan. Tutup Tgk. Yasir
Sementara Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Bapak Prof. Dr. Suyitno, M. Ag dalam kesempatan itu mengatakan bahwa PTKIS harus mampu meningkatkan sistem perkuliahan digital, tidak hanya menyiasati pembelajaran di era pandemi, sistem pembelajaran digital juga turut memfasilitasi masyarakat yang kesulitan menempuh pendidikan tinggi. Ujar Prof Suyitno.
Dalam kesempatan itu pak direktur juga mendorong agar PTKIS di Aceh agar harus lebih aktif menjemput bola dan menggunakan virtual dalam pembelajaran agar ke depan akan banyak para Tgk dan guru serta semua komponen masyarakat yang belum berkesempatan kuliah karena faktor waktu, usia dan kesempatan menjadi tidak lagi terkendala dengan model pembelajaran virtual tutup beliau.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Ketua STIS Alziziyah Sabang Dr. Tgk. Imran Abu Bakar, MA, Dr. Lismijar, MA dari STAI TGK Chik Pante Kulu, Ketua STIS Al Hilal Sigli Dr. H. Nufiar, M. Ag, beberapa Pimpinan PTKIS Aceh lainnya dan para wakil pimpinan STISNU Aceh.
Berita ini telah terbit di Kabardaily.com dengan judul “Pimpinan PTKIS Aceh Adakan Temu Ramah Dengan Direktur Diktis Kemenag RI”
]]>“IKU menjadi acuan bagi Perguruan Tinggi dalam menentukan rencana kerjanya. IKU diisi oleh 3 indikator utama, yakni lulusan, kurikulum, dan pengajar. Perguruan tinggi tidak hanya melakukan input, proses, dan output, tetapi perguruan tinggi juga harus merencanakan program untuk mengukur outcome dari lulusan agar dapat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum apakah sudah baik atau masih harus diperbaiki. Selanjutnya impact dari lulusan perguruan tinggi terhadap masyarakat juga harus diperhatikan,” jelas Ilham.
Dalam presentasi yang berjalan sekitar 2 jam, Ilham juga memberikan pemaparan mengenai kebijakan kampus merdeka dan perubahan-perubahan yang harus disesuaikan oleh PT dalam menghadapi kebijakan tersebut. Ilham menyampaikan “Sebelumnya energi perguruan tinggi habis untuk mempersiapkan reakreditasi perguruan tinggi. Tetapi, saat ini PT tidak perlu melakukan reakreditasi kecuali PT ingin menaikkan status akreditasinya. Are you ready to take your gaming to the next level? Now, you can play your favorite casino games for real money when you log on to an online casino. games-monitoring.com Enjoy all the thrills and excitement of a brick-and-mortar establishment from the comfort of your own home, and with the added bonus that you could be walking away with big winnings. #timetoplay Mahasiswa juga diberikan kebebasan mengambil kuliah 3 semester di luar prodi.” Selanjutnya Ilham menambahkan strategi yang dilakukan LLDikti Wilayah XIII dalam menyusun program yang lebih tepat sasaran menggunakan metode bottom up, dengan melakukan pemotretan kondisi PT secara apa adanya menggunakan 9 instrumen akreditasi. Dari hasil pemotretan tadi kita membuat gap analysis untuk menemukan masalah pada masing-masing perguruan tinggi. Setelah kita mengetahui permasalahannya dari situlah kami merancang program-program yang akan dilaksanakan oleh LLDikti wilayah XIII.
Berita ini telah diterbitkan oleh: LLDIKTI WILAYAH XIII pada link berikut:
]]>